Sabtu, 17 Agustus 2013

Pemeliharaan Kesehatan



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu seni yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang umur, meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Kesehatan prakonsepsi adalah kesehatan seorang wanita sebelum dia menjadi hamil. Itu berarti mengetahui bagaimana kondisi kesehatan dan faktor risiko dapat mempengaruhi seorang wanita atau bayi yang belum lahir jika dia menjadi hamil. Sebagai contoh, beberapa makanan, kebiasaan, dan obat-obatan dapat membahayakan bayi  bahkan sebelum ia dikandung.
Setiap wanita harus memikirkan kesehatannya apakah dia merencanakan kehamilan. Salah satu alasannya adalah bahwa sekitar setengah dari seluruh kehamilan yang tidak direncanakan. Kehamilan yang tidak direncanakan berisiko lebih besar dari kelahiran prematur dan berat lahir rendah bayi.
Alasan lain adalah bahwa, meskipun kemajuan penting dalam perawatan kedokteran dan kehamilan, sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu dini. Para peneliti sedang mencoba untuk mencari tahu mengapa dan bagaimana mencegah kelahiran prematur. Tetapi para ahli setuju bahwa wanita perlu lebih sehat sebelum hamil. Dengan mengambil tindakan terhadap masalah kesehatan dan risiko sebelum kehamilan.
Sebelum hamil juga harus dipersiapkan sel telur dan sperma yang baik serta perawatan-perawatan yang baik agar janin berkembang dengan optimal.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas telah kita ketahui pembahasan yang akan dibicarakan dalam makalah ini ialah tentang pemeliharaan kesehatan calon ibu dan keluarga sehat.

C.      Tujuan 
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi penugasan yang telah di berikan oleh dosen pembimbing selain itu agar dapat menjadi bacaan yang bermanfaat sehingga
a.    Pembaca dapat memahami tentang kesehatan calon ibu/ibu dan mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan calon ibu/ibu.
b.    Pembaca dapat mengerti tentang perkawinan yang sehat serta upaya-upaya untuk mewujudkan perkawinan yang sehat tersebut.
c.     Pembaca dapat memahami makna dari keluarga sehat serta upaya yang dapat dilakukan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan setiap insan agar dapat mengembangkan kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana meningkat.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.  Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
B.       Pengertian Calon Ibu
Pelayanan kebidanan di awali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Calon ibu harus mempersiapkan diri seoptimal mungkin sejak sebelum kehamilan terjadi. Konsultasikan ke dokter kandungan guna dilakukan berbagai pemeriksaan , agar dokter dapat mendeteksi hal-hal yang kurang menguntungkan bagi kehamilan seperti infeksi toksoplasma dan kekurangan gizi. Selain itu kesiapan psikis calon ibu dan ayah pun harus diperhatikan.
Calon ibu adalah semua wanita dalam masa reproduktif yang akan mengalami kehamilan, remaja putri, wanita dewasa yang belum menikah,wanita yang sudah menikah dan sedang mempersiapkan kehamilan. 
Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.

C.        Pemeliharaan  Kesehatan Calon Ibu
Banyak wanita hamil lebih memperhatikan asupan makanan ketika hamil. Namun studi terbaru menunjukkan bahwa diet sehat yang dilakukan jauh sebelum kehamilan lebih dapat mengurangi risiko bayi lahir cacat. Diet sehat sebaiknya tidak hanya dilakukan pada saat masa kehamilan saja, namun sejak sebelum kehamilan. Persiapan kehamilan sangat diperlukan bagi seorang perempuan yang akan merencanakan kehamilan. Persiapan kehamilan ini diperlukan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang didambakan oleh keluarga.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak adalah salah satunya dengan memelihara kesehatan para calon ibu, berikut upaya untuk memelihara kesehatan para calon ibu.
1.      Pembinaan Remaja
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka, organisaai wanita remaja dan sebagainya.
Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Fakta perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui.
 Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :
a)   Perkawinan yang sehat
b)   Keluarga yang sehat
c)    Sistem reproduksi dan masalahnya
d)   Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
e)   Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan

2.         Menjaga Berat Badan Ideal

Pastikan berat badan sudah ideal, untuk mengukurnya gunakan indeks masa tubuh dengan rumusan berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat dari tinggi badan dalam meter. Disebut ideal jika angkanya antara 20-25. Tubuh yang terlalu kurus akan berpengaruh pada produksi sel telur setiap bulannya. Sementara lemak yang berlebihan karena kegemukan juga sama tak baiknya karena bisa mengganggu kehamilan dan janin. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai berat badan ideal adalah sebagai berikut:
Underweight (10% di bawah batas normal)
a)       Latihan untuk membentuk otot
b)      Tingkatkan asupan energi
c)       Makanlah setidaknya tiga kali sehari
d)      Makan lebih banyak makanan setiap kali makan
e)       Makan makanan ringan lebih
f)        Minum jus dan susu
Kegemukan (20% di atas batas normal)
a)       Pilih rencana makan realistis
b)      Pastikan rencana makan Anda mencakup kecukupan gizi
c)       Minum dalam jumlah cukup air
d)      Kombinasikan rencana makan Anda dengan olahraga

3.        Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur
Dengan dokter atau bidan dan tenaga kesehatan lainnya bila menemukan masalah atau kesulitan dalam upaya persiapan kehamilan, misalnya kesulitan untuk melepaskan kecanduan obat, atau perilaku buruk yang berkaitan dengan gangguan psikologis. Manfaat konseling ini agar dokter atau bidan akan melakukan rujukan pada ahli psikologi atau psikiatri bila diperlukan.
Gangguan tiroid, anemia, kekurangan zat besi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan infeksi vagina, adalah sederet penyakit yang bisa mengganggu kehamilan. Periksakan kesehatan Anda untuk memastikan tubuh Anda dan pasangan sehat.
4.      Menjaga Kebugaran dan Kesehatan Tubuh
Dengan olahraga teratur. Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas (kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu kurus.Anda bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan penilaian BMI atau indeks massa tubuh.
5.       Menghentikan Kebiasaan Buruk
Berikut kebiasaan buruk yang harus di hentikan bagi para calon ibu:
a)   merokok
Rokok menyebabkan bayi lahir dengan berat kurang, selain tentu juga merusak paru-paru. Nekat minum alkohol bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang janin, sedangkan kafein bisa meningkatkan risiko keguguran. Berbagai penelitian menunjukan bahwa rokok, alkohol dan obat-obatan seperti kokain, morfin dapat meningkatkan resiko keguguran, kelahiran prematur, dan lahirnya bayi dengan berat badan rendah. Merokok juga berpengaruh pada kesuburan seseorang dan menurunkan jumlah sperma.
b)      Kafein
Kafein dapat mengurangi kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi yang sangat diperlukan selama kehamilan. Walapun belum ada penelitian yang menyebutkan efek negatif lainnya namun, akan lebih bijaksana jika kafein “diliburkan” selama masa kehamilan.
c)   Obat rekreasi
Sebagai contoh, merokok ganja selama kehamilan dapat meningkatkan kemungkinan keguguran, berat lahir rendah, kelahiran prematur, keterlambatan perkembangan, dan masalah perilaku dan belajar.
d)  Obat resep
Ada banyak resep obat yang teratogenik (menyebabkan cacat lahir). Bicarakan dengan dokter Anda mengenai setiap dan semua obat resep yang kita pakai.
e)    Bahan kimia berbahaya
Ada beberapa bahan kimia yang juga bisa menjadi teratogenik. Sebagai contoh, kebanyakan studi menunjukkan bahwa risiko terbesar dari paparan pestisida adalah selama tiga sampai delapan minggu pertama trimester pertama saat pengembangan tabung saraf yang terjadi. Hal ini sering sebelum wanita mengetahui dia hamil.
f)    Stres
Stres telah dikaitkan dengan periode tertunda atau tidak terjawab yang dapat menyebabkan ovulasi kesulitan pelacakan dan hamil. Batasi jumlah stres Anda sebanyak mungkin. Anda mungkin merasa perlu untuk menggunakan teknik relaksasi atau yoga untuk membantu hal-hal hatinya.
g)   Herbal
herbal dan obat herbal Paling tidak diamanatkan oleh FDA, dan karena itu, ada sedikit atau tidak ada penelitian tentang efek mereka pada kehamilan. Diskusikan herbal dengan dokter Anda.
Mulai mengganti kebiasaan lama dengan kebiasaan sehat baru. Kebiasaan sehat meliputi:
·         Latihan dan berolah raga, dapat mengurangi  berat badan, membentuk otot, atau meningkatkan kapasitas paru-paru. Beberapa pilihan olahraga yang baik meliputi berjalan, berenang, bersepeda, dan aerobik. Yoga adalah pilihan yang sangat baik untuk latihan karena menggabungkan postur, napas, dan konsentrasi yang akan bermanfaat bagi Anda selama persalinan. Bicarakan dengan dokter Anda mengenai apa yang terbaik untuk Anda.
  • Baca buku tentang kehamilan dan kelahiran, memperoleh pengetahuan agar siap.  
  • Melacak siklus menstruasi, ini sangat penting. Dokter/bidan akan bertanya tentang siklus menstruasi . Mengikuti perkembangan siklus juga akan membantu melacak ovulasi  dan meningkatkan kesempatan untuk hamil. Produk untuk Membantu Ovulasi Jalur
  • Praktek teknik relaksasi. Relaksasi dapat membantu mengurangi stres. Cobalah yoga atau mendengarkan musik santai lembut dalam air hangat.
  • Dapatkan banyak tidur. Tidur cukup membantu menghilangkan stres dan ketegangan.
  • Makan sehat. Nutrisi sangat penting untuk kesehatan. Kesehatan yang baik lebih mudah untuk kehamilan.suplemen dapat membantu untuk memenuhi tapi pastikan untuk memberitahu dokter mengenai suplemen yang kita pakai. Orde Suplemen Kesuburan
6.      Meningkatkan Asupan Makanan Bergizi
Dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat  vitamin yang diperlukan tubuh dalam persiapan kehamilan , misalnya protein,vitamin E, vitamin C, asam folat, dan sebagainya. Beberapa jenis suplemen yang berguna mendukung kesehatan janin di antaranya asam folat, suplemen zat besi untuk meningkatkan kadar mineral penting dalam tubuh, serta asam lemak omega-3.
Asam folat amat penting dikonsumsi bagi  yang sedang merencanakan kehamilan dan masa-masa awal kehamilan. Mengkonsumsi 400 microgram Folic Acid setiap harinya dapat menurunkan resiko cacat tabung syaraf, keabnormalan otak serta sumsum tulang belakang. Asam folat banyak terdapat di sayuran hijau dan buah-buahan berwarna merah dan jingga, juga terdapat pada daging, hati dan ikan.
Menjalani diet makan seimbang amat penting dalam merencanakan kehamilan. Dengan memvariasikan makanan untuk mendapatkan asupan vitamin dan mineral yang cukup. Olahraga mempersiapkan tubuh yang sehat modal yang penting dalam menjalani kehamilan. Ibu kuat, bayi sehat.

Berikut konseling gizi yang harus diberikan pada calon :
Peran gizi sebelum proses pembuahan. Gizi yang baik sejak kanak-kanak, remaja dan dewasa dan selama hamil, mendukung kelahirkan bayi sehat tanpa komplikasi. Ini menjadi sangat berbeda jika calon ibu memiliki status gizi kurang baik. Akibatnya, calon ibu bisa termasuk ke dalam kelompok wanita yang terlalu kurus atau memiliki berat badan di bawah normal. Bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi ini sebelum dan selama kehamilan, pada umumnya lahir dengan berat badan kurang dan bahkan bisa tidak berumur panjang. 
Ada dua alasan kuat mengapa calon ibu harus menjaga kondisi gizi sebelum hamil. 
a.    Pertama, gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi. Seperti, lancarnya proses pematangan sel telur, produksi sel telur dengan kualitas baik, dan tentu prose pembuahan yang sempurna. 
b.    Kedua, gizi yang baik berperan penting dalam mempersiapkan cadangan energi bagi tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, nutrisi yang cukup dan seimbang mempengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh, pada masa pembuahan (konsepsi) dan kehamilan.
Tanpa mengabaikan peran zat gizi lain, beberapa vitamin dan mineral sebaiknya menjadi perhatian yang tengah merencanakan kehadiran sang buah hati. Sebenarnya kalau makan makanan dengan pola gizi seimbang, kebutuhan tubuh akan vitamin dan mineral bisa terpenuhi. Namun, vitamin dan mineral mudah hilang dalam proses pengolahan makanan. Di bawah ini ada beberapa zat gizi dan sumber bahan makanan yang sebaiknya diperhatikan untuk menunjang kesuburan :
a.       Vitamin A. Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat. ini meningkatkan secara general produksi hormon dalam tubuh wanita. Terdapat di hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak seperti salem dan makarel, brokoli, wortel, bayam, tomat.
b.      Beta-Carotene. Penelitian membuktikan bahwa zat yang terdapat pada wortel, brokoli, bayam, dan kentang ini dapat membantu mengatur siklus haid, dan itu berarti membuat chance untuk terjadinya konsepsi lebih besar.
c.        Vitamin D. Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat diperoleh dari telur, mentega, minyak ikan, ikan tuna, ikan salmon.
d.       Vitamin E. Meningkatkan kemampuan sperma membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, kecambah, tauge.
e.       Vitamin B6. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbanan hormon. Padahal keseimbangan hormon estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan. Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, sayur kol.
f.        Vitamin B. Vitamin ini selain dikenal dapat meningkatkan kesuburan, juga akan sangat berguna jika nantinya terjadi suatu kehamilan, apalagi pada minggu-minggu awal kehamilan.
g.        Vitamin C. Pada wanita vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu sebagai antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan) yang mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi (meningkatkan kesuburan). Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya,mangga, sawi, tomat, cabai merah.
h.      Seng (Zn). Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga pembentukan sperma yang sehat. Sumber seng antara lain makanan hasil laut (seafood), daging, kacang-kacangan, padi-padian, produk olahan susu.
i.         Selenium (Se). Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain beras, kuning telur, seafood, daging, bawang putih, tomat, ikan tuna, susu.
j.         Asam Amino. Jenis diet ini ditemukan pada makanan yang tinggi protein, dan sangat diperlukan untuk pembentukan optimal sel telur
k.        Asam folat. Jenis diet ini ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua, kacangkacangan, berbagai sereal, demikian pula buah-buahan seperti jeruk, papaya dan pisang.
Enam bulan sebelum kehamilan. Calon ibu dan calon ayah sebaiknya mengubah pola makan. Tolak konsumsi makanan yang tidak mengandung variasi nutrisi serta gizi yang cukup dan seimbang. Misalnya, makanan yang kaya kalori tetapi kurang protein, mineral dan vitamin. Seperti yang banyak terdapat pada makanan cepat saji (fastfood) seperti burger, ayam goreng, kentang goreng, yang sebagian besar hanya mengandung karbohidrat dan lemak saja tetapi minim zat gizi lainnya.
Perbanyak asupan sayuran, lauk pauk, buah-buahan, termasuk juga sumber karbohidrat dari nasi, ubi, atau serealia. Lebih baik lagi, apabila rutin mengonsumsi susu, baik susu sapi, kambing maupun sumber nabati seperti susu kedelai. Ketiganya kaya kalsium dan protein. 
Selain variasi makanan dan minuman, calon ibu juga harus mencermati jumlah konsumsi. Hindari makan berlebihan satu jenis makanan dan minuman tertentu. Sesuaikan dengan kebutuhan tubuhnya. Calon ibu sebaiknya mengurangi konsumsi makanan olahan yang diawetkan, seperti makanan kalengan, instan dan minuman ringan. Sesekali tidak menjadi masalah, sebisa mungkin hindari tubuh dari paparan zat pengawet, pewarna atau zat lainnya yang kurang mendukung tubuh untuk meregenerasi sel-sel tubuh terutama kualitas sel telur dengan baik. 
Perbanyak konsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat antioksidan yang mendukung tubuh mudah melepas racun dan zat-zat yang tak berguna dari dalam tubuh. Kurang atau hindari pula minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh.
Makanan Yang Harus Dihindari Untuk Calon Ibu:
a.       Makanan mentah atau kurang matang. Seperti, daging, telur, dan makanan yan menggunakan bahan telur mentah.
b.       Berbagai produk yang mengandung kadar vitamin A tinggi.
c.       Kafein. Sebuah studi di Amerika menemukan bahwa minum kopi tiga cangkir sehari dengan kandungan cafein sekitar 300 mg, dapat menurunan kemungkinan wanita hamil sekitar 27% dibanding mereka yang bukan peminum kopi.
d.      Alkohol. Perempuan yang minum alkohol sedikitnya lima kali dalam seminggu, secara signifikan memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil.
e.       Rokok. Perempuan merokok secara langsung menurunkan kesuburan. Pria merokok memiliki lebih sedikit sperma ketika ejakulasi. Dan secara medis, merokok terbukti menyebabkan impotensi. Orang tua perokok juga memiliki kemungkinan untuk menghasilkan anak cacat genetik dan memiliki dua kali risiko lebih besar untuk mengidap kanker anak.
f.         Narkoba, jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan alcohol dan rokok.

7.        Persiapan Secara Psikologis dan Mental
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal – hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Misalnya tekanan psikis dalam rumah tangga, kehamilan yang menjadi beban misalnya tuntutan keluarga untuk mendapat jenis kelamin tertentu pada anak pertama, masalah ekonomi keluarga, kekerasaan dalam rumah tangga dan sebagainya.
Bagi yang pernah mengalami keguguran sebelumnya dan berniat ingin hamil lagi, berusahalah untuk mengurangi kecemasan akibat pengalaman traumatis kehamilan yang lalu. Tetap berpikir positif dalam segala hal agar kehamilan yang akan dijalani dapat berlangsung baik.
8.      Perencanaan Finansial yang Matang
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri. Biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah tangga.
Adapun biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan ini, diantaranya mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi, pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan (tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan pula biaya untuk hal-hal yang tak terduga.

9.      Menghindari Lingkungan Polutif
Antara lain, asap knalpot, pembakaran sampah, dll. Lingkungan yang polutif dapat merusak sel-sel telur. Hindari bekerja dilingkungan yang banyak mengandung bahan kimia, karena dapat meningkatkan resiko keguguran. Kalaupun kehamilannya dapat bertahan, kualitas bayinya kemungkinan besar tidak sebaik bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sehat.
Hindari kontak dengan zat beracun atau bahan yang dapat menyebabkan infeksi di tempat kerja dan di rumah. Tinggal jauh dari bahan kimia dan kotoran kucing atau tikus.
10.   Dilakukan Pemeriksaan Terhadap Calon Ibu
Sebelum hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan terhadap calon ibu untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi, pemeriksaan terhadap calon ibu yang dilakukan seperti Pemeriksaan Penyakit dan Virus, Pemeriksaan Darah, Pemeriksaan Faktor Genetika
D.     Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Ibu
Tes kesehatan sangat penting untuk mengetahui kondisi tubuh dan kesiapan sang ibu untuk menyambut kehidupan baru di rahimnya. Lakukan tes kesehatan sebelum hamil agar janin sehat optimal.
Alasan untuk tes dilakukan sebelum kehamilan:
·         kerabat dekat Beberapa memiliki penyakit warisan
·         Sudah memiliki satu anak dengan cacat lahir parah
·          Wanita telah memiliki pasangan atau keguguran lebih
·         Wanita hamil dan lebih dari 34 tahun
Pemeriksaan kesehatan penting bagi calon ibu sebelum hamil, di masa prakonsepsi. Lakukan persiapan, 3 – 6 bulan sebelum hamil. Dengan demikian, tubuh calon ibu siap menerima kehadiran janin dan menjalani kehamilan sehat.

Bagi calon ibu, berikut pemeriksaan klinis yang sebaiknya dilakukan :
1)  Rongga panggul.
Pemeriksaan ini akan mendeteksi, apakah ada masalah pada organ reproduksi calon ibu. Selain kista, keluhan calon ibu adalah mioma atau miom, yakni sejenis tumor yang biasanya tumbuh di dinding rahim. Miom memang tidak bersifat ganas, tapi benjolannya kadang-kadang menekan jaringan sekitarnya, seperti usus dan kandung kemih. Sehingga, calon ibu merasakan nyeri dan pendarahan hebat saat haid. Jika kemudian ibu hamil dengan miom dalam rahimnya, maka yang nyeri panggul akan dialaminya.
2)  Berat Badan
Berat Badan calon ibu bisa berpengaruh terhadap kesuburan. berat badan yang berlebihan bisa mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan tingkat kesuburan menurun. Berat badan berlebih, risiko calon ibu untuk menderita diabetes dan berisiko terserang pre-eklampsia. Sebaliknya, calon ibu bisa mengalami gangguan keseimbangan hormone sehingga menyebabkan ketidakteraturan haid. Agar proses ovulasi terjadi, tubuh calon ibu biasanya membutuhkan hormon estrogen. Agar hormon ini diproduksi, berat badan tubuh akan bertambah sekitar 25% dari bobot normal. Itulah kenapa jika bobot tubuh kurang dari normal, maka tubuh juga susah payah dalam memproduksi hormon estrogen dengan baik. Ujungnya, ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur) gagal berlangsung dengan baik.
3)  Pap smear
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan prakanker atau kanker pada leher rahim. Pemeriksaan ini penting dilakukan oleh orang yang sudah menikah atau sudah aktif secara seksual. Deteksi dini bisa menjegah kondisi yang lebih serius seperti kanker leher rahim. Selain itu dikhawatirkan nantinya dapat mempengaruhi kesehatan organ reproduksinya.
4)  Pemeriksaan periodontal
Tes ini meliputi pembersihan rutin dan pemeriksaan gusi untuk menjaga gigi dan gusi agar tetap sehat dan bebas dari infeksi serta penyakit. Hal ini menjadi penting karena perempuan yang memiliki penyakit gusi berisiko 7 kali lipat lebih tinggi melahirkan prematur. Selain itu pada ibu hamil lebih rentan mengalami peradangan gusi akibat adanya perubahan hormon. Karenanya ibu hamil harus lebih sering memeriksakan diri ke dokter yaitu setiap 3-4 bulan sekali, terutama jika sering mengalami gusi berdarah.
5)  Pemeriksaan Thyroid stimulating hormone (TSH)
Tes ini akan menunjukkan apakah kadar hormon tiroid seseorang kurang aktif (hipotiroid) atau justru terlalu aktif (hipertiroid). Pemeriksaan ini penting karena gangguan tiroid dapat mengganggu kesempatan seseorang untuk hamil, misalnya perempuan yang mengalami hipotiroid akan terganggu proses ovulasinya sedangkan hipertiroid bisa meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur. Karenanya penting untuk memeriksa kadar hormon ini setahun sekali.
6)  Pemeriksaan hitung darah lengkap (complete blood count/CBC)
Tes ini untuk mengevaluasi seberapa baik sumsum tulang belakang dan sistem kekebalan tubuh bekerja. Jika sel darah putihnya tinggi menunjukkan adanya infeksi, kadar hemoglobin rendah menunjukkan anemia, kadar platelet rendah menunjukkan adanya masalah dalam hal pembekuan darah dan gangguan dalam jumlah komponen darahnya.
7)  Pemeriksaan kepadatan mineral tulang
Tes ini dilakukan untuk memeriksa kepadatan mineral tulang yang dapat memicu osteoporosis, kondisi ini terjadi saat tulang mulai tipis dan lemah..Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan saat berusia 35 tahun atau memiliki riwayat osteoporosis, mengonsumsi obat tiroid dan steroid. Masalah ini bisa bertambah parah saat seorang ibu menyusui. Jika ia tidak mendapatkan kalsium yang cukup, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang dan diberikan pada bayi. Karenanya penting untuk mengetahui apakah kepadatan mineral tulangnya masih baik atau sudah berkurang.
Selain itu, penting juga untuk melengkapi status imunisasi, seperti: rubella, vaksin cacar air, suntikan tetanus, dan bahkan vaksin HPV. Jika seorang wanita belum segera ingin hamil, ada baiknya selesaikan dengan tuntas imunisasi (diskusikan secara detail dengan dokter). Hal tersebut cukup penting karena, jika terkena infeksi beberapa penyakit diatas, dan seorang wanita sedang hamil, dan tubuh tidak memiliki daya tahan yang kuat, maka hal itu dapat membahayakan kehamilan.

8.      Pemeriksaan Penyakit dan Virus

Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella zoster untuk menghindari terjadinya kecacatan pada janin. Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk menghindari diturunkan penyakit akibat virus-virus tersebut kepada janin. Pemeriksaan penyakit toksoplasmosis, karena penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan dan keguguran Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit yang sedang diderita seperti asthma, diabetes mellitus dan jantung. Pada Wanita hamil penyakit-penyakit seperti ini dapat, bertambah berat dan membahayakan jika tidak dilakukan perawatan dan pengobatan yang teratur.
Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu seperti kekurangan zat besi. kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur dan keguguran.
Mempersiapkan kehamilan dengan vaksinasi belum menjadi pilihan menjaga kesehatan yang umum di Indonesia. Padahal vaksinasi merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan. Jika berencana melakukan vaksinasi sementara juga berencana hamil, maka pastikan keempat vaksinasi berikut dilakukan saat  belum hamil, karena empat vaksinasi berikut akan merusak janin.
Measles, Mumps, Rubella (MMR) 
Vaksinasi ini berguna untuk mencegah penyakit infeksi demam, gondongan, dan campak Jerman. Bahan vaksin adalah virus aktif dan oleh sebab itu tidak diperbolehkan dilakukan pada wanita hamil. Bahkan, dalam waktu 3 bulan, wanita yang baru mendapat vaksin MMR tidak dibolehkan hamil dahulu karena virusnya masih  bereaksi membentuk zat kekebalan di dalam tubuh. Jika hamil, virus ini bisa merusak perkembangan janin. Efek samping vaksinasi MMR cukup nyata,  antara lain timbul ruam kecil, agak bengkak di sekitar kelenjar leher dan pipi, rasa nyeri dan kaku hingga sekitar 1—2  minggu setelah vaksinasi.  


Varisela 
Varisela lebih dikenal dengan sebutan virus cacar air. Vaksin ini pun menggunakan bahan virus aktif yang dimasukkan ke dalam badan sang Ibu sehingga dikhawatirkan berbahaya jika menginfeksi janin. Wanita yang telah diberi vaksinasi ini baru boleh hamil sebulan kemudian. Efek samping vaksinasi varisela adalah demam, nyeri, dan kemerahan di daerah suntikan, ruam dan benjolan kecil sampai 3 minggu setelah vaksinasi.  
Hepatitis A 
Bahannya terbuat dari virus yang aktif. Keamanannya bagi ibu hamil belum dapat dipastikan, maka itu imunisasi ini dihindari. Wanita yang berisiko terkena infeksi ini harus mengonsultasikan risiko dan manfaat imunisasi ini dengan dokter. Efek samping imunisasi ini antara lain, rasa nyeri dan kemerahan di daerah bekas suntikan, sakit kepala, pegal dan ada ditemui beberapa reaksi alergi.
Pneumococcal 
Untuk mencegah risiko infeksi yang disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumoniae. Bakteri ini merupakan penyebab penyakit pneumonia, meningitis, dan bacteremia. Maslahnya, keamanan vaksin ini belum dievaluasi untuk wanita hamil. Jadi, sebaiknya vaksinasi ini dilakukan sebelum hamil dan tidak pada masa kehamilan.

9.   Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang mempengaruhi antibodi yang terkandung di dalam sel darah merah) pada pasangan suami isteri dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan golongan darah dan rhesus antara darah ibu dan bayinya. Perbedaan golongan darah dan rhesus darah ini dapat mengancam janin dalam kandungan

10.  Pemeriksaan Faktor Genetika

Inti dari pemeriksaan atau tes genetika ini adalah untuk mengetahui penyakit dan cacat bawaan yang mungkin akan dialami bayi akibat  secara genetis dari salah satu atau kedua orangtuanya. Khususnya apabila pasangan suami isteri masih terkait hubungan persaudaraan.
Tes ini idealnya dilakukan sebelum kehamilan untuk mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya. Jikalau diperlukan, kumpulkan suluruh catatan-catatan medis yang dimiliki oleh pihak suami maupun isteri, termasuk keluarga. Sehingga jika telah diketahui data medis secara lengkap, dapat diketahui secara dini apabila memang ada kelainan pada janin atau calon orang tua, sehingga bisa membuat keputusan yang lebih bijak.
E.      Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Calon Ibu
1.      menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu, janin, maupun bayi yang akan dilahirkan.
2.      Untuk mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan para remaja.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi maka di upayakan agar remaja tersebut berupaya untuk menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya.
3.      mendeteksi hal-hal yang kurang menguntungkan bagi kehamilan
4.      mendeteksi  apakah ada masalah pada organ reproduksi calon ibu.
5.      mendukung kelahirkan bayi sehat optimal tanpa komplikasi.
6.      memastikan tubuh sang ibu agar bisa menjadi media yang sehat untuk pertumbuhan janin yang optimal.
7.      memeriksa apakah sang ibu sedang mengalami infeksi yang bisa berakibat pada janinnya kelak
8.      Mengurangi risiko bayi lahir cacat dan untuk menurunkan risiko cacat lahir pada otak dan tulang belakang, termasuk spina bifida .
9.      guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang didambakan oleh keluarga
10.  kematian ibu, janin, maupun bayi yang akan dilahirkan
11.  memberikan pengetahuan kepada calon ibu agar kehamilannya bisa dijalani dengan nyaman, sehat dan gembira

F.  Manfaat Memelihara Kesehatan Calon Ibu
Ada berbagai manfaat yang bisa didapatkan seperti:
  1. Mengevaluasi kesehatan secara menyeluruh
  2. Mengidentifikasi kemungkinan masalah yang serius
  3. Memberikan perawatan yang diperlukan sebelum hamil dalam rangka mempersiapkan tubuh yang sehat untuk hamil
  4. Memastikan bahwa tubuh ibu kebal terhadap infeksi seperti rubella yang dapat mempengaruhi kehamilan.
  5. Meningkatkan gizi bagi ibu dalam mempersiapkan kehamilan dan persalinan.

G.   Perkawinan/ Pernikahan  Yang Sehat
1.       Konsep Perkawinan/Pernikahan Yang Sehat
Perkawinan merupakan jawaban bagi masalah kekosongan eksistensial manusia. Orang dapat saling memberi dan menerima cinta secara eksklusif. Setiap pasangan berpeluang untuk bersama-sama mengembangkan diri menjadi pribadi yang sehat dan matang.
Crooks & Baur dalam bukunya, Our Sexuality (1990), menyebutkan beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk melanjutkan hidupnya dalam lembaga perkawinan. Alasan-alasan tersebut adalah:
a)     Untuk memberikan suatu bentuk perasaan yang sifatnya menetap tentang bagaimana memiliki seseorang dan menjadi milik seseorang serta perasaan dibutuhkan orang lain.
b)     Keyakinan bahwa kedekatan dan kepercayaan dalam perkawinan dapat membawa suatu bentuk hubungan yang lebih kaya dan mendalam sifatnya.
c)      Untuk dapat melakukan dan mendapatkan hubungan seks yang sifatnya legal dan wajar secara norma sosial.
d)     Harapan bahwa mereka akan semakin memahami kebutuhan pasangannya,dan hubungan yang tercipta semakin harmonis seiring dengan semakin dalamnya pengetahuan akan pasangannya. Hal ini jelas tidak cukup didapatkan bila dilalui hanya dalam konteks hubungan percintaan saja (date relationship).
e)     Mendapatkan beberapa keuntungan secara keuangan dan hukum yang bisa diperoleh dalam pernikahan.
2.       Langkah-lagkah Perencanaan Pernikahan Sehat
a)       Menunda Pernikahan
Alasan yang mengemuka antara lain:
·      belum menemukan orang yang cocok
·      belum mengenal pasangan secara mendalam
·      takut mengganggu karier yang sedang dibangun
·      masih menjadi tulang punggung-keluarga dan belum siap membagi tanggung jawab lebih untuk orang selain keluarga
·      masih ingin bebas, masih ingin menikmati kesendirian
·      belum merasa mapan secara ekonomi
·      belum siap secara mental, dll.
Banyak hal yang dapat menjadi alasan atau pertimbangan sebelum seseorang memutuskan untuk menikah. Alasan pertama dan kedua dapat dikatakan sebagai alasan yang mendasar karena perkawinan sebagai relasi yang intim memang seharusnya dilandasi kecocokan dan saling pengertian antarpasangan. Dua alasan tersebut lebih banyak berkaitan dengan masa depan emosi cinta. Tanpa itu, hubungan sulit diharapkan dapat berhasil. Sementara itu, alasan ketiga dan seterusnya sifatnya sangat subjektif: ukurannya  berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain. Dengan kata lain, alasan-alasan tersebut masih dapat ditawar.
b)       Mantapkan Keputusan
Mengingat banyaknya sisi positif dari perkawinan, bagi yang masih ragu-ragu untuk melangkah ke jenjang perkawinan. berikut disajikan saran-saran sesuai dengan alasannya yang menyebabkan keraguannya untuk menikah.
Jika merasa belum mengenal pasangan secara mendalam, yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan setiap kesempatan yang ada (misalnya melalui pertemuan-pertemuan) untuk saling mengenal lebih dalam kelebihan kekurangan pasangan. Jangan membuang waktu hanya untuk bersenang-senang.

c)        Partunangan
Ada sebuah cara yang lazim dilakukan untuk lebih mengikat fisik dan terutama hati pasangan serta belajar lebih siap mehghadapi pernikahan, yaitu dengan melaksanakan pertunangan (engagement).
Pertunangan sering juga dilakukan untuk melicinkan jalan suatu pasangan menuju ke gerbang pernikahan. Namun, ada suatu fakta yang dikemukakan oleh Benokraitis (1996), yaitu pasangan Octavio Gullen dan Adriana Martinez dari Meksiko yang menghabiskan waktu selama 67 tahun dalam ikatan pertunangan dan memastikan satu dengan yang lainnya adalah orang yang tepat sebelum menikah.
3.       Kunci Pernikahan yang Sehat dan Langgeng
a.    Komunikasi
Berkomunikasi, yaitu mendengarkan pasangan berbicara sampai selesai, sebelum Anda mengutarakan pendapat Anda sendiri. Ingat, perkawinan adalah timbal-balik di antara dua orang. Semua pihak ingin punya kesempatan berbicara dan hak untuk didengar.
b.    Kejujuran
Banyak pasangan mengaku, kejujuranlah yang membuat perkawinan mereka bertahan lama. Memang, mengakui dengan jujur kesalahan dan kekhilafan, tak jarang pahit didengarkan, tapi kejujuran akan menyelamatkan hubungan.
c.     Saling Menghargai
Hubungan perkawinan yang sukses memandang pasangannya sederajat (equal). Jalani perkawinan dengan saling menghargai satu sama lain.
d.    Saling Percaya
Jangan menghabiskan pikiran untuk terus-terusan tegang dan curiga pada pasangan. Jika suami terlambat pulang dengan alasan lalu-lintas macet, buat apa selalu menjadikannya bahan kecurigaan.
e.    Pasangan Adalah Teman
Jadikan pasangan sebagai teman saat suka dan duka, sebab cinta yang awet membutuhkan persahabatan, bukan sekadar emosi.
f.       Humor
Percintaan yang diselingi humor akan menyejukkan suasana. Jangan ragu untuk tertawa bersama pasangan, termasuk menertawakan hal-hal yang remeh sekalipun.
g.     Kompromi
Apa yang diinginkan darinya dan apa yang dia inginkan, perlu dikompromikan untuk mencapai keseimbangan. Seringkali ada hal kecil yang harus dikorbankan untuk memperoleh kebahagiaan.
h.    Saling Memaafkan
Hubungan perkawinan tak akan langgeng bila salah satu pihak menyimpan dendam. Berilah maaf, jangan menyimpan dendam.
i.       Cinta
Tumbuhkan perasaan cinta pada pasangan, karena sampai kapan pun, manusia hidup butuh dicintai dan mencintai.
j.       Doa
Mohonlah berkah dan kemurahan hati-Nya agar cinta dan perkawinan  selalu berjalan mulus dan langgeng.

4.       Tes Kesehatan Pra nikah
Tes kesehatan pranikah ialah tes kesehatan yang dilakukan oleh pasangan calon suami istri . Tes ini sangat penting dilakukan, karena dengan tes kesehatan pranikah kita dapat :
a.    Mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi(kehamilan dan keturunan).
b.    Memperoleh kesiapan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangannya .
c.     Mengantisipasi penyakit yang nantinya  dapat membahayakan pasangan dan keturunanya.
d.    Selain itu juga tes ini dapat mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. 

5.       Tes Pra Nikah yang direkomendasikan

a.      Tes infeksi menular seksual (IMS)
     Tes kesehatan untuk menghindari adanya penularan penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual, seperti sifilis, gonorrhea, Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan penyakit hepatitis. Perempuan sebenarnya lebih rentan terkena penyakit kelamin daripada pria. Karena alat kelamin perempuan berbentuk V yang seakan "menampung" virus. Sedangkan alat kelamin pria tidak bersifat "menampung" dan bisa langsung dibersihkan. Jika salah satu pasangan menderita ISR/IMS, sebelum menikah harus diobati dulu sampai sembuh.
b.      Tes Rhesus
Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak tahu Rhesus darah pasangan masing-masing. Padahal, jika Rhesusnya bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan.  Jika seorang perempuan (Reshus negatif) menikah dengan laki-laki (Rhesus positif), bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-Rhesus negatif atau positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin.
c.       Penyakit keturunan
Tes kesehatan pra nikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa diturunkan secara genetik kepada anak, semisal albino. Misalnya suami membawa sifat albino tetapi istrinya tidak, maka anak yang lahir tidak jadi albino. Sebaliknya, jika istrinya juga membawa sifat albino, maka anaknya pasti albino.Jika bertemu dengan pasangan yang sama-sama membawa sifat ini, pernikahan tidak harus dihentikan. Hanya saja perlu disepakati ingin punya anak atau tidak. Kalau masih ingin punya anak, ya risikonya nanti si anak jadi albino. Atau memilih tidak punya anak. Pernikahan tidak harus tertunda dengan halangan seperti ini. Yang penting adalah solusi atau pencegahannya.
d.      Chek Kesuburan
Jika pasangan ingin segera punya anak, perlu menjalani konseling pra nikah. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan dengan tujuan agar kehamilan bisa dipersiapkan dan dijalankan dengan baik.  Dibutuhkan riwayat kesehatan dan kondisi sosialnya. Antara lain status ekonomi (bekerja atau tidak bekerja) dan suasana di lingkungan keluarga. Termasuk perilaku-perilaku yang tidak mendukung kehamilan, semisal merokok, minuman beralkohol, dan memakai obat-obatan psikotoprika.Selain itu, perlu juga dievaluasi risiko yang bersifat individual yang mungkin timbul terhadap kehamilan. Antara lain usia (masih reproduktif atau tidak), kondisi nutrisi, aktivitas fisik, level pendidikan, level stres, dan bagaimana hubungan dengan pasangan.

H.                Keluarga yang Sehat
Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Silvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah:
a.       Unit terkecil masyarakat
b.      Terdiri atas dua orang atau lebih
c.       Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d.      Hidup dalam satu rumah tangga
e.       Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
f.        Berinteraksi diantara anggota keluarga
g.       Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing
h.      Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2. Stuktur Keluarga
Stuktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya:
  1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
  2. Matrilineal adalah  keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
  3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
  4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
  5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar dari pembinaan keluarga, dan beberapa sanak keluarga yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami astir.
Ciri-ciri keluarga ;
1.      Diikat dalam suatu tali perkawinan
2.      Ada hubungan darah
3.      Ada ikatan batin
4.      Ada tanggung jawab masing-masing anggot keluarga
5.      Ada pengambilan keputusan
6.      Kerjasama diantara anggota keluarga
7.      Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8.      Tinggal dalam suatu rumah

Ciri-ciri keluarga Indonesia :
1.      Suami sebagai pengambil keputusan
2.      Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3.      Berbentuk monogram
4.      Bertanggug jawab
5.      Pengambil keputusan
6.      Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7.      Ikatan kekeluargaan sangat erat
8.      Mempuyai semangat gotongroyong
 
Pola kehidupan keluarga Indonesia ;
1.      Daerah pedesaan
a.       Tradisional
b.      Agraris
c.       Tenang
d.      Sederhana
e.       Akrab
f.       Menghormati orang tua
2.      Daerah perkotaan
a.       Dinamis
b.      Rasional
c.       Konsumtif
d.      Demokratif
e.       Individualis
f.       Terlibat dalam kehidupan politik
                                                           
Ciri-ciri stuktur keluarga ( menurut Anderson Carter)
a.         Terorganisir: saling berhubungan, saling ketergantungan antar anggota keluarga.
b.         Ada keterbatasan: setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga memiliki keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya  masing-masing.
c.          Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.
3.                  Tipe/Bentuk Keluarga
  • Keluarga inti (Nuclear Fmily), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
  • Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
  • Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
  • Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian dan kematian.
  • Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
  • Keluarga Kabitas ( Cahabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (exstenden family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dan adat istiadat yang kuat.
4. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
  • Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah.
  • Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ibu.
  • Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
5. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a.    Peranan Ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnyaserta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.    Peranan Ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.      Peranan Anak: Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.



6. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut:
a.   Fungsi Biologis
·       Untuk meneruskan keturunan
·       Memelihara dan membesarkan anak
·       Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
·       Memelihara dan merawat keluarga

b.    Fungsi Psikologis
·       Memberikan kasih sayang dan rasa aman
·       Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
·       Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
·       Memberikan identitas keluarga
c.     Fungsi Sosialisasi
·       Membina sosialisasi pada anak
·       Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
·       Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d.    Fungsi Ekonomi
·       Mencari sumber-sumber penghasilan untuk membentuk kebutuhan keluarga
·       Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
·       Menabung untuk kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang
e.     Fungsi Pendidikan
·       Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
·       Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang untuk memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
·       Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya



Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah:
a)   Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman , kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya
b)  Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual
c)   Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

7. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall sebagai berikut:
  • Tahap pembentukan keluarga; tahap ini dimulai dari pembentukan keluarga, yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga
  • Tahap menjelang kelahir anak; tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebahagiaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan
  • Tahap menghadapi bayi; dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, memberikan kasih sayang pada anak, karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua orangtua
·         Tahap menghadapi anak prasekolah; pada tahap ini anak sudah mengetahui dan mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan, karena tidak mengetahui man yang bersih dan yang kotor. Dalam fase ini sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah menanamkan norma-norma kehidupan, agama, sosial dan budaya
  • Tahap menghadapi anak sekolah; dalam tahap ini tugas keluarga adalah mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak
  • Tahap menghadapi anak remaja; tahap ini adalah tahap yang rawan, karena dalam tahap ini anak mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan orangtua dengan anak perlu diperhatikan dan dikembangkan
  • Tahap melepas anak ke masyarakat; setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memenuhi kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
  • Tahap berdua kembali; setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan mengakibatkan depresi dan stes
  • Tahap masa tua; tahap ini mulai pada tahap lanjut usia, dan kedua orangtua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini
8. Tugas-Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut :
·         Pemeleliharaan isi keluarga dan para anggotanya
·         Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
·         Pembagian tugas masing-masig angotanya sesuai kedudukannya masing-masing
·         Sosialisasi anggota keluarga
·         Pegaturan jumlah anggota keluarga
·         Pemelliharaan ketertiban anggota keluarga
·         Penempatan aggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
·         Pembangkitan dorongan dan semangat para anggota keluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar