Jumat, 16 Agustus 2013

komunikasi kesehatan



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar  Belakang

Sebagai tenaga kesehatan, seorang bidan harus mampu memberikan bantuan kepada klien dalam memecahkan masalah atau membantu untuk mengambil keputusan yang meliputi fakta harapan, kabutuhan dan perasaaan klien. Asuhan atau pelayanan ini sering disebut sebagai konseling. Konseling merupakan salah satu bentuk komunikasi interpesonal, misalnya  komunikasi yang dilakukan antara bidan dan pasien.

Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.
Contoh kasus yang  kami bincangkan yaitu tentang seorang ibu hamil Ny. G (32 tahun) hamil 12  minggu, setelah 2 minggu dirawat dengan mual dan muntah yang berlebihan kondisinya menunjukkan kemajuan yang signifikan, mual dan muntah sudah sangat berkurang sehingga dokter sudah mengijinkan untuk pulang. Dokter menyarankan unutk kontrol ke Puskesmas atau praktek bidan. Setalah 3 hari dirumah Ny.G konsultasi ke Bidan S, karena masih kuatirdengan kondisinya walaupun dari hari kehari kondisinya semakin membaik. Ny. G apa yang harus dilakukan untuk memulihkan kondisinya?
Adapun asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.




B.       Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami mengangkat topik dan contoh kasus tersebut adalah untuk mengkaji dan mengetahui bagaimana
·      teknik dalam memberikan konseling  terhadap klien
·      persiapan apa yang harus dilakukan sebelum,ketika dan sesudah  konseling oleh bidan(konselor)
·      sikap seorang bidan (konselor) terhadap klien
·      proses konseling tersebut.
Sehingga seorang bidan(konselor) mampu memberikan pelayanan dan menjadi konselor yang baik.
C.        Manfaat Penulisan

Adapaun manfaat yang ingin kami capai adalah
·      Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan tentang konseling.
·      Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan tentang  konseling.

D.       Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul makalah ini, rumusan masalahnya adalah bagaimana seorang bidan(konselor) mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu memberikan solusi terbaik terhadap klien dan klien dapat meyakini solusi yang telah diberikan.










BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Komunikasi Interpesonal/Konseling

Melaksanakan Konseling  adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan  kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan /memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap klien meliputi tentang  fakta-fakta harapan,kebutuhan perasaan.

Ada dua peran dalam konseling yaitu seorang konselor (pemberi konseling) dan konseli/klien(pemakai konseling). Sebelum seorang konselor memberikan bantuan terhadap seorang konseli,koselor tersebut harus paham betul tentang masalah yang dihadapi konseli sehingga bantuan atau solusi yang diberikan benar-benar bermanfaat dan tidak merugikan pengonsumsi konseling.

Untuk dapat melakukan konseling yang efektif seorang konselor harus mampu membina komunikasi interpersonalnya dengan baik terhadap klien karena tanpa komunikasi interpesonal yang baik dengan klien seorang konselor tidak akan mampu memberi bantuan yang baik terhadap klien. Selain itu, kepercayaan dari klien merupakan salah faktor untuk bisa terjadinya konseling yang baik.

Komunikasi interpesonal adalah interaksi individu ke individu lainnya secara dua arah,verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu lainnya atau antara individu dan kelompok kecil.

B.       Hubungan Komunikasi Interpesonal/Konseling dengan Asuhan Kebidanan.
Bidan dalam melaksanakan profesinya sehari hari selalu bertemu dan berhubungan dengan klien, keluarga dan kelompok masyarakat dalam memberikan asuhan kebidanan. Keahlian atau keterampilan komunikasi dalam kebidanan merupakan sarana yang digunakan bidan untuk memberikan bantuan.
Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam bentuk  wawancara yang menunutut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.



Konseling yang baik itu adalah konseling dilakuakan secara empat mata anatara seorang konselor dan klien yang mana konseling dilakukan atas dasar kesukarelaan klien dan konselor yang bertujuan untuk mencari solusi dari kendala-kendala yang dihadapi klien yang bermuara pada pengentasan dan konseling dilaksanakan ditempat tertentu yang memungkinkan terjaganya kerahasiaan klien. (dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan pada kedua belah pihak. Suksesnya seorang bidan memberikan asuhan kebidanan  tergantung pada komunikasinya yaitu etis, ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang lain atnpa ada diskriminasi terhadap klien.)
Dalam memberikan asuhan kebidanan yang efektif  pasti akan terjadi komunikasi interpsonal yang baik. Contohnya, seorang klien akan nyaman dengan pelayanan yang diberikan bidan jika  bidan tersebut bisa memberikan kenyamanan melalui komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik bisa saja menjadi obat untuk kliennya.
C.                  Teori Komunikasi Interpesonal/Konseling
            Sebelum melakukan komunikasi interpesonal/konseling, seorang bidan diharapkan melakukan persiapan seperti
a.       persiapan diri, bertujuan agar konseling benar-benar efektif sehingga apa yang menjadi tujuan ketika konseling tercapai. Ini bisa didapatkan jika seorang konselor
·         memiliki motivasi mendengar dan menolong klien
·         fokus dan konsentrasi pada saat konseling dan mendengarkan klien
·         memiliki pengetahuan dan pemikiran kreatif yang berguna bagi klien
·         mampu bekerja sama
b.      Persiapan tempat, meskipun konseling dapat dilakukan dimana saja, asalkan  nyaman bagi klien ataupun konselor. Namun akan lebih baik jika seorang konselor memiliki tempat khusus sehingga nyaman dan privasi klien lebih terjaga.
c.       Persiapan materi, setidaknya seorang konselor memiliki panduan tentang masalah yang dihadapi klien.
Proses konseling
1.      Pembinaan dan pemantapan hubungan baik
Ini dilakukan sejak awal pertemuan dengan klien dan dijaga selama pertemuan dengan cara misalnya, memberi salam ketika awal jumpa, memperkenalkan diri, menciptakan suasana yang nyaman dengan mempersilahkan duduk, dll.
2.      Pengumpulan dan pemberian informasi
Seorang konselor harus mengumpulkan informasi sebelum memberikan bantuan terhadap klien agar bantuan yang diberikan benar tepat dan bermanfaat sehingga tidak merugikan klien. Informasi dapat diperoleh dengan mendengarkan keluhan klien, bertanya tentang riwayat kesehatan atau latar belakang masalah dll.

3.       Pemecahan masalah
Setelah memperoleh cukup informasi yang sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu memecahkan masalah yang dihadapi dan membuat perencanaan untuk mengatasinya.
4.      Menindak lanjut pertemuan
Setelah pemberian bantuan terhadap klien,seorang konselor diharapkan untuk merangkum jalannya dan hasil pembicaraan, dan akan lebih baik merencanakan untuk melakukan pertemuan kembali untuk melihat perubahan yang terjadi terhadap setelah konsultasi sebelumnya.

D.        Pembahasan Contoh Kasus
Seorang ibu hamil Ny. G (32 tahun) hamil 12  minggu, setelah 2 minggu dirawat dengan mual dan muntah yang berlebihan kondisinya menunjukkan kemajuan yang signifikan, mual dan muntah sudah sangat berkurang sehingga dokter sudah mengijinkan untuk pulang. Dokter menyarankan unutk kontrol ke Puskesmas atau praktek bidan. Setalah 3 hari dirumah Ny.G konsultasi ke Bidan S, karena masih kuatirdengan kondisinya walaupun dari hari kehari kondisinya semakin membaik. Ny. G apa yang harus dilakukan untuk memulihkan kondisinya?
Hiperemesis Gravidarum
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari (Morning Sickness)tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu. Tetapi jika mual dan muntah tersebut terjadi secara berlebihan yang dapat membahayakan sehingga membutuhkan perawatan. Emesis garvidarum yang meningkat ini disebut hiperemesis gravidarum
Penanganan
1.      Terapi psikologik yaitu berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial, ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
2.      Jelaskan kepada ibu bahwa karna kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan secara umum sehingga menimbulkan efek yang tidak nyaman terhadap ibu salah satunya adalah mual dan muntah. Jika terjadi mual dan muntah secara berlebihan merupakan hal yang patologis sehingga disarankan untuk memperoleh perawatan.
3.      Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut.
4.      Sarankan kepada ibu untuk melakukan hal yang dapat mengatasi mual dan muntah seperti:
·         Makan jangan dalam porsi yang banyak, tetapi dalam porsi sedikit-merasedikit namun sering dan makanlah biskuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat tidur pada  pagi hari. Serta hindari makanan yang berminyak dan berbau khas.
·         Duduk tegak setiap kali selesai makan.
·         Jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi karena  akan terasa oyong, mual dan muntah.
·         Defekasi hendaknya diusahakan teratur.
5.      Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas.
Dialog
Bidan  : Ya, silahkan masuk. Silahkan duduk buk
Ny. G   : Ya, terima kasih buk
Bidan : Apa kabar ibu ?
Ny. G   : Tidak begitu sehat buk
Bidan : Ooo...ibuk sebelum kita bicara lebih lanjut, perkenalkan dulu buk nama saya Intan, saya mahasiswa STIKes Mercubaktijaya Padang. Dan saya bertugas siang di klinik ini. Maaf ibuk,kalau boleh tau nama ibu siapa?
Ny. G  : Gina buk.
Bidan : Bolehkah saya memanggil ibu dengan sebutan buk Gina?
Ny. G   : Boleh
Bidan : Maaf ibu, kalau boleh saya tau, kenapa ibu merasa kurang sehat bu ?
Ny. G  :Begini buk, saya sedang hamil 3 bulan dan saya selalu mual-mual dan muntah, dan saya sudah pernah dirawat selama 2 minggu.
Bidan : lalu apa ada perubahan bu?
Ny. G   : Ada bu, dan kata dokter ketika saya di izinkan pulang kalau keadaan saya jauh lebih baik .  Mual dan muntah yang saya rasakan memang sudah berkurang buk. Tapi  saya  khawatir buk karena sampai sekarang mual dan muntah itu juga belum berhenti, apa tidak berefek terhadap janin saya buk?
Bidan :Setelah dirawat kemaren bu, apakah setelah mual dan muntah, ibu merasa langsung lemas dan tidak kuat berdiri?
Ny. G   : Tidak buk, hanya saja sekarang saya tidak nafsu makan.
Bidan : Apakah sekarang ada keluhan lain yang ibu rasakan sehingga ibu merasa tidak nyaman bu?
Ny. G   : Tidak buk.
Bidan : ibu, mual dan muntah merupakan hal yang wajar pada usia kehamilan 0-3 bulan. Karena kehamilan menyebabkan banyak perubahan dalam sitem tubuh ibu. Tapi ibu jangan khawatir karena itu merupakan hal yang wajar. Jika kemaren ibu mengalami mual dan muntah berlebihan itu dikarenakan ada penolakkan yang berlebihan oleh tubuh ibu. Karena kehamilan merupakan benda asing bagi tubuh ibu oleh karena itu terjadi penolakkan oleh sistem tubuh. Tapi respon itu merupakan hal yang wajar. Jadi ibu jangan terlalu cemas karena ibu masih melewati tahap yang wajar pada saat ini.
Ny. G   : lalu buk kenapa mual dan muntahnya belum berhenti buk?
Bidan : mual dan muntah itu akan berangsur-angsur berhenti buk karena tubuh ibu akan  menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu. Tapi ibu dapat melakukan hal-hal yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah ibu.
Ny. G   : apa itu buk?
Bidan    :kalau ibu  makan jangan dalam porsi yang banyak bu, tapi lebih baik dalam porsi sedikit-sedikit namun sering atau ibu bisa makan biskuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat tidur pada  pagi hari.Trus kalau bisa ibu hindari makanan yang berminyak dan berbau khas karena itu akan memicu timbulnya rasa mual. Lalu setiap kali selesai makan ibu lebih baik duduk secara tegak karena dapat mencegah timbulnya rasa ingin muntah. Dan  ibu jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi karena  akan terasa oyong, mual dan muntah.
Ny. G     :Ooo...begitu ya bu, kemaren saya pernah disarankan untuk melakukan hal yang sama dengan yang ibu sebutkan tadi tapi belum pernah saya coba secara rutin.
Bidan    : kenapa ibu tidak mencoba?
Ny. G     : karena saya kurang yakin bu
Bidan    : cobalah bu, insyaallah akan ada perubahan. Untuk mengetahui perubahannya ibu datang lagi setalah 3 hari.
Ny. G     : baiklah buk. Terimakasih atas sarannya ibu.
Bidan    : sama- sama bu, senang dapat bertemu dengan ibu.

BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Konseling merupakan komunikasi interpesonal tetapi komunikasi interpersonal belum tentu sebuah konseling. Keberhasilan seorang bidan dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan yang beik dengan klien sudah merupakan menjadi obat sebelum obat-obatan medis diberikan.
Hiperemesis gravidarum membutuhkan penanganan khusus tetapi jika terjadi mual dan muntah tanpa berkelabiahn merupakan suatu yang wajar. Oleh karena itu ibu hamil jangan merasa khawatir karena mual dan muntah akan brangsur-angsur berkurang  sejalan dengan proses adaptasi oleh tubuh.
B.       Saran
1.      Hendaknya setiap bidan mampu berkomunikasi yang baik dengan klien sehingga terjalin hubungan yang baik antara bidan dan klien.
2.      Hendaknya seorang bidan mampu menjadi seorang konselor yang baik untuk kliennya.
3.      Hendaknya seorang bidan memberikan bantuan terhadap klien berdasarkan teori yang pasti sehingga benar-benar bermanfaat dan tidak merugikan klien.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar