BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai tenaga kesehatan, seorang bidan harus mampu
memberikan bantuan kepada klien dalam memecahkan masalah atau membantu untuk
mengambil keputusan yang meliputi fakta harapan, kabutuhan dan perasaaan klien.
Asuhan atau pelayanan ini sering disebut sebagai konseling. Konseling merupakan
salah satu bentuk komunikasi interpesonal, misalnya komunikasi yang dilakukan antara bidan dan
pasien.
Dalam praktik
kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan.
Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesama
rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk
berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien.
Karena melalui komunikasi yang efektif serta konseling yang berhasil,
kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan
perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.
Contoh
kasus yang kami bincangkan yaitu tentang
seorang ibu hamil Ny. G (32 tahun) hamil 12
minggu, setelah 2 minggu dirawat dengan mual dan muntah yang berlebihan
kondisinya menunjukkan kemajuan yang signifikan, mual dan muntah sudah sangat
berkurang sehingga dokter sudah mengijinkan untuk pulang. Dokter menyarankan
unutk kontrol ke Puskesmas atau praktek bidan. Setalah 3 hari dirumah Ny.G
konsultasi ke Bidan S, karena masih kuatirdengan kondisinya walaupun dari hari
kehari kondisinya semakin membaik. Ny. G apa yang harus dilakukan untuk
memulihkan kondisinya?
Adapun
asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif.
Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan,
riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu.
Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
obstetri.
B.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan kami mengangkat topik dan contoh kasus tersebut adalah untuk mengkaji
dan mengetahui bagaimana
· teknik dalam
memberikan konseling terhadap klien
· persiapan
apa yang harus dilakukan sebelum,ketika dan sesudah konseling oleh bidan(konselor)
· sikap
seorang bidan (konselor) terhadap klien
· proses konseling
tersebut.
Sehingga seorang bidan(konselor) mampu
memberikan pelayanan dan menjadi konselor yang baik.
C.
Manfaat
Penulisan
Adapaun manfaat yang ingin kami capai adalah
· Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah didapat terutama yang berhubungan dengan asuhan
kebidanan tentang konseling.
· Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan tentang
konseling.
D.
Rumusan
Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini, rumusan
masalahnya adalah bagaimana seorang bidan(konselor) mampu berkomunikasi dengan
baik dan mampu memberikan solusi terbaik terhadap klien dan klien dapat
meyakini solusi yang telah diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Komunikasi Interpesonal/Konseling
Melaksanakan Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan /memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap klien meliputi
tentang fakta-fakta harapan,kebutuhan
perasaan.
Ada dua peran dalam konseling yaitu seorang
konselor (pemberi konseling) dan konseli/klien(pemakai konseling). Sebelum
seorang konselor memberikan bantuan terhadap seorang konseli,koselor tersebut
harus paham betul tentang masalah yang dihadapi konseli sehingga bantuan atau
solusi yang diberikan benar-benar bermanfaat dan tidak merugikan pengonsumsi
konseling.
Untuk dapat melakukan konseling yang efektif
seorang konselor harus mampu membina komunikasi interpersonalnya dengan baik
terhadap klien karena tanpa komunikasi interpesonal yang baik dengan klien
seorang konselor tidak akan mampu memberi bantuan yang baik terhadap klien.
Selain itu, kepercayaan dari klien merupakan salah faktor untuk bisa terjadinya
konseling yang baik.
Komunikasi interpesonal adalah interaksi
individu ke individu lainnya secara dua arah,verbal dan non verbal. Saling
berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu lainnya atau
antara individu dan kelompok kecil.
B.
Hubungan Komunikasi
Interpesonal/Konseling dengan Asuhan Kebidanan.
Bidan dalam
melaksanakan profesinya sehari hari selalu bertemu dan berhubungan dengan
klien, keluarga dan kelompok masyarakat dalam memberikan asuhan kebidanan.
Keahlian atau keterampilan komunikasi dalam kebidanan merupakan sarana yang
digunakan bidan untuk memberikan bantuan.
Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam
bentuk wawancara yang menunutut adanya
komunikasi, interaksi yang mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan
masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam
ruang lingkup pelayanan kebidanan.
Konseling yang baik itu adalah konseling dilakuakan secara empat
mata anatara seorang konselor dan klien yang mana konseling dilakukan atas
dasar kesukarelaan klien dan konselor yang bertujuan untuk mencari solusi dari
kendala-kendala yang dihadapi klien yang bermuara pada pengentasan dan
konseling dilaksanakan ditempat tertentu yang memungkinkan terjaganya
kerahasiaan klien. (dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka
dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan
kebahagiaan dan kepuasan pada kedua belah pihak. Suksesnya seorang bidan
memberikan asuhan kebidanan tergantung
pada komunikasinya yaitu etis, ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang
lain atnpa ada diskriminasi terhadap klien.)
Dalam
memberikan asuhan kebidanan yang efektif
pasti akan terjadi komunikasi interpsonal yang baik. Contohnya, seorang
klien akan nyaman dengan pelayanan yang diberikan bidan jika bidan tersebut bisa memberikan kenyamanan
melalui komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik bisa saja menjadi obat untuk
kliennya.
C.
Teori
Komunikasi Interpesonal/Konseling
Sebelum melakukan komunikasi
interpesonal/konseling, seorang bidan diharapkan melakukan persiapan seperti
a.
persiapan diri, bertujuan agar konseling benar-benar efektif
sehingga apa yang menjadi tujuan ketika konseling tercapai. Ini bisa didapatkan
jika seorang konselor
·
memiliki motivasi mendengar dan menolong klien
·
fokus dan konsentrasi pada saat konseling dan mendengarkan klien
·
memiliki pengetahuan dan pemikiran kreatif yang berguna bagi klien
·
mampu bekerja sama
b.
Persiapan tempat, meskipun konseling dapat dilakukan dimana saja,
asalkan nyaman bagi klien ataupun
konselor. Namun akan lebih baik jika seorang konselor memiliki tempat khusus
sehingga nyaman dan privasi klien lebih terjaga.
c.
Persiapan materi, setidaknya seorang konselor memiliki panduan
tentang masalah yang dihadapi klien.
Proses
konseling
1.
Pembinaan dan pemantapan hubungan baik
Ini
dilakukan sejak awal pertemuan dengan klien dan dijaga selama pertemuan dengan
cara misalnya, memberi salam ketika awal jumpa, memperkenalkan diri,
menciptakan suasana yang nyaman dengan mempersilahkan duduk, dll.
2.
Pengumpulan dan pemberian informasi
Seorang
konselor harus mengumpulkan informasi sebelum memberikan bantuan terhadap klien
agar bantuan yang diberikan benar tepat dan bermanfaat sehingga tidak merugikan
klien. Informasi dapat diperoleh dengan mendengarkan keluhan klien, bertanya
tentang riwayat kesehatan atau latar belakang masalah dll.
3.
Pemecahan masalah
Setelah
memperoleh cukup informasi yang sesuai dengan masalah dan kondisi klien,
konselor membantu memecahkan masalah yang dihadapi dan membuat perencanaan
untuk mengatasinya.
4.
Menindak lanjut pertemuan
Setelah
pemberian bantuan terhadap klien,seorang konselor diharapkan untuk merangkum
jalannya dan hasil pembicaraan, dan akan lebih baik merencanakan untuk
melakukan pertemuan kembali untuk melihat perubahan yang terjadi terhadap
setelah konsultasi sebelumnya.
D.
Pembahasan Contoh Kasus
Seorang
ibu hamil Ny. G (32 tahun) hamil 12
minggu, setelah 2 minggu dirawat dengan mual dan muntah yang berlebihan
kondisinya menunjukkan kemajuan yang signifikan, mual dan muntah sudah sangat
berkurang sehingga dokter sudah mengijinkan untuk pulang. Dokter menyarankan
unutk kontrol ke Puskesmas atau praktek bidan. Setalah 3 hari dirumah Ny.G
konsultasi ke Bidan S, karena masih kuatirdengan kondisinya walaupun dari hari
kehari kondisinya semakin membaik. Ny. G apa yang harus dilakukan untuk
memulihkan kondisinya?
Hiperemesis Gravidarum
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan
pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari (Morning Sickness)tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Tetapi jika mual dan muntah tersebut terjadi secara berlebihan yang dapat
membahayakan sehingga membutuhkan perawatan. Emesis garvidarum yang meningkat ini disebut hiperemesis gravidarum
Penanganan
1.
Terapi psikologik yaitu berikan
pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis,
jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis
seperti keadaan sosial, ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
2.
Jelaskan kepada ibu bahwa
karna kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan secara umum sehingga
menimbulkan efek yang tidak nyaman terhadap ibu salah satunya adalah mual dan
muntah. Jika terjadi mual dan muntah secara berlebihan merupakan hal yang
patologis sehingga disarankan untuk memperoleh perawatan.
3.
Memberikan informasi dan
edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis
rasa takut.
4.
Sarankan kepada ibu untuk melakukan hal yang dapat mengatasi
mual dan muntah seperti:
·
Makan jangan dalam porsi yang banyak, tetapi dalam porsi
sedikit-merasedikit namun sering dan makanlah biskuit kering atau roti bakar
sesaat sebelum bangun dari tempat tidur pada
pagi hari. Serta hindari makanan yang berminyak dan berbau khas.
·
Duduk tegak setiap kali selesai makan.
·
Jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi karena akan terasa oyong, mual dan muntah.
·
Defekasi hendaknya diusahakan teratur.
5.
Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid),
vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin,
torecan), antasida dan anti mulas.
Dialog
Bidan :
Ya, silahkan masuk. Silahkan duduk buk
Ny. G :
Ya, terima kasih buk
Bidan : Apa kabar ibu ?
Ny. G :
Tidak begitu sehat buk
Bidan :
Ooo...ibuk sebelum kita bicara lebih lanjut, perkenalkan dulu buk nama saya
Intan, saya mahasiswa STIKes Mercubaktijaya Padang. Dan saya bertugas siang di
klinik ini. Maaf ibuk,kalau boleh tau nama ibu siapa?
Ny. G : Gina buk.
Bidan :
Bolehkah saya memanggil ibu dengan sebutan buk Gina?
Ny. G : Boleh
Bidan : Maaf
ibu, kalau boleh saya tau, kenapa ibu merasa kurang sehat bu ?
Ny. G :Begini
buk, saya sedang hamil 3 bulan dan saya selalu mual-mual dan muntah, dan saya
sudah pernah dirawat selama 2 minggu.
Bidan : lalu apa ada perubahan bu?
Ny. G : Ada bu, dan kata dokter ketika saya di
izinkan pulang kalau keadaan saya jauh lebih baik . Mual dan muntah yang saya rasakan memang
sudah berkurang buk. Tapi saya khawatir buk karena sampai sekarang mual dan
muntah itu juga belum berhenti, apa tidak berefek terhadap janin saya buk?
Bidan
:Setelah dirawat kemaren bu, apakah setelah mual dan muntah, ibu merasa
langsung lemas dan tidak kuat berdiri?
Ny. G : Tidak buk, hanya saja sekarang saya tidak
nafsu makan.
Bidan : Apakah sekarang ada keluhan lain yang ibu
rasakan sehingga ibu merasa tidak nyaman bu?
Ny. G : Tidak buk.
Bidan : ibu, mual dan muntah merupakan hal yang wajar
pada usia kehamilan 0-3 bulan. Karena kehamilan menyebabkan banyak perubahan
dalam sitem tubuh ibu. Tapi ibu jangan khawatir karena itu merupakan hal yang
wajar. Jika kemaren ibu mengalami mual dan muntah berlebihan itu dikarenakan
ada penolakkan yang berlebihan oleh tubuh ibu. Karena kehamilan merupakan benda
asing bagi tubuh ibu oleh karena itu terjadi penolakkan oleh sistem tubuh. Tapi
respon itu merupakan hal yang wajar. Jadi ibu jangan terlalu cemas karena ibu
masih melewati tahap yang wajar pada saat ini.
Ny. G :
lalu buk kenapa mual dan muntahnya belum berhenti buk?
Bidan : mual dan muntah itu akan berangsur-angsur
berhenti buk karena tubuh ibu akan
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu. Tapi
ibu dapat melakukan hal-hal yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah ibu.
Ny. G : apa itu buk?
Bidan :kalau ibu makan
jangan dalam porsi yang banyak bu, tapi lebih baik dalam porsi sedikit-sedikit
namun sering atau ibu bisa makan biskuit kering atau roti bakar sesaat sebelum
bangun dari tempat tidur pada pagi hari.Trus
kalau bisa ibu hindari makanan yang berminyak dan berbau khas karena itu akan
memicu timbulnya rasa mual. Lalu setiap kali selesai makan ibu lebih baik duduk
secara tegak karena dapat mencegah timbulnya rasa ingin muntah. Dan ibu jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun
pagi karena akan terasa oyong, mual dan
muntah.
Ny.
G :Ooo...begitu ya bu, kemaren saya
pernah disarankan untuk melakukan hal yang sama dengan yang ibu sebutkan tadi
tapi belum pernah saya coba secara rutin.
Bidan : kenapa ibu tidak mencoba?
Ny.
G : karena saya kurang yakin bu
Bidan
: cobalah bu, insyaallah akan ada
perubahan. Untuk mengetahui perubahannya ibu datang lagi setalah 3 hari.
Ny.
G : baiklah buk. Terimakasih atas
sarannya ibu.
Bidan
: sama- sama bu, senang dapat bertemu
dengan ibu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konseling
merupakan komunikasi interpesonal tetapi komunikasi interpersonal belum tentu
sebuah konseling. Keberhasilan seorang bidan dalam berkomunikasi dan menjalin
hubungan yang beik dengan klien sudah merupakan menjadi obat sebelum
obat-obatan medis diberikan.
Hiperemesis gravidarum membutuhkan penanganan khusus tetapi jika
terjadi mual dan muntah tanpa berkelabiahn merupakan suatu yang wajar. Oleh
karena itu ibu hamil jangan merasa khawatir karena mual dan muntah akan
brangsur-angsur berkurang sejalan dengan
proses adaptasi oleh tubuh.
B.
Saran
1.
Hendaknya setiap bidan mampu berkomunikasi yang baik dengan klien
sehingga terjalin hubungan yang baik antara bidan dan klien.
2.
Hendaknya seorang bidan mampu menjadi seorang konselor yang baik
untuk kliennya.
3.
Hendaknya seorang bidan memberikan bantuan terhadap klien
berdasarkan teori yang pasti sehingga benar-benar bermanfaat dan tidak
merugikan klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar